A. Mukty Nasruddin


A. MUKTY Nasruddin lahir di Dusun Gurun Tuo, Merangin, pada 1925. Di masa kolonialisme Belanda, dia menyelesaikan pendidikan HIS di Jambi dan MULO di Jakarta. Di masa Jepang, dia bersekolah di Shihang Gakko Renseika.

Dia pernah menjadi kepala sekolah dasar (Hutsuko Gakkoco) di kampungnya dan mengajar di Madrasah Tsaqafah untuk pelajaran pengetahuan umum. Nasruddin terlibat dalam perjuangan kemerdekaan di Jambi. Dia menjabat antara lain staf Biro Organisasi Resimen 16 Jambi (1946-1947), kepala Evakuasi merangkap wakil kepala Seksi Politik/Ekonomi dan Social Intelligence Service Sub Jambi Hilir di Kualatungkal (1948), dan kepala Seksi Poleksos D.III (Jawatan Tungkal Area) merangkap kepala Suplai Angkatan Perang (1949).

Pada akhir Desember 1989, Nasruddin menyelesaikan draf buku "Jambi dalam Sejarah Nusantara, 692-1949" yang bertebal 600-an halaman. Naskah ini belum pernah terbit sebagai buku, namun dikutip oleh banyak sarjana yang mengkaji sejarah Jambi. Seloko tengah mengupayakan penerbitan naskah penting ini.[]

3 komentar:

Unknown mengatakan...

Ayahku A.Mukti Nasrudin bercita-cita utk menjadikan naskah itu menjadi buku. Kami putra putrinya yg masih hidup suap bekerjasama dengan Sekojo utk menerbitkan buku ini
Saya Perri Muhyiddin (Perri.M.Nas)
0821 2108 6813 (telp) 081221521962.

Unknown mengatakan...

Maaf, maksudnya seloko

Unknown mengatakan...

Sejarah yang benar adalah hakim yg jujur, pemalsuan sejarah merupakan penghianatan terhadap generasi muda, karena pada masa silam terdapat masa sekarang pada masa sekarang apa yang mendatang. Kita bisa belajar dari sejarah untuk menghadapi masalah masa sekarang,karena sejarah (kejadian di dunia) akan berulang. Kitab suci aja seperti Al quran sebagian besar isinya tentang sejarah, seperti Sejarah kau Nabi Lud, Kaum samud, sampai firaun dll, itu supaya kita dapat belajar dari kejadian itu. Sayang sekali sejarah Jambi 600 halaman yg telah ditulis dan banyak digunaka sebagai literatur oleh para mahasiswa, sarjana bahkan penulis sejarah lain, tetapi tidak ada perhatian dari pemerintah daerah Jambi untuk membuatnya sebagai buku. Apa pembuatan buku ini bukan merupakan proyek yg besar utk dapat menghasilkan uang sehingga diabaikan......Allahualam bisyawab.