Juni 14, 2014

Mesjid Keramat di Pulau Tengah, Kerinci: Sebuah Kajian Akulturasi


Yudi Suhartono, “Mesjid Keramat di Pulau Tengah, Kerinci: Sebuah Kajian Akulturasi”, Skripsi, Universitas Indonesia, Jakarta (1994).


Abstrak

MESJID KERAMAT merupakan salah satu mesjid tua yang ada di Kerinci (Jambi) yang belum pernah diteliti secara khusus. Masjid ini pernah disebutkan oleh peneliti Belanda bernama E.A Klerks dalam laporan perjalanannya yang terbit tahun 1929 sebagai mesjid terbagus di seluruh daerah Kerinci.

Penelitian terhadap Mesjid Keramat bertujuan untuk melihat percampuran antara kebudayaan Islam dengan kebudayaan Kerinci sebagaimana tercermin dari keberadaan Mesjid Keramat. Untuk melihat masalah percampuran kebudayaan maka pada penelitian ini digunakan teori akulturasi. Dalam penelitian ini digunakan metode secara bertahap. Pada tahap observasi dilakukan studi kepustakaan yang bertujuan untuk mengumpulkan sumber kepustakaan yang diperlukan. Selain itu juga digunakan studi lapangan (pengamatan langsung) dengan cara melakukan pengamatan dan perekaman yang terinci pada unsur-unsur bangunan Mesjid Keramat.

Selanjutnya pada tahap pengolahan data dilakukan analisis terhadap data yang telah terhimpun yakni dengan membuat pemerian yang terinci terhadap unsur-unsur bangunan Mesjid Keramat. Tahap akhir penelitian ini (penafsiran data) dilakukan dengan menggunakan data analogi. Sumber analogi yang digunakan berupa naskah-naskah yang memberi gambaran tentang masyarakat Kerinci sebelum Islam masuk. Selain itu juga digunakan sumber etnografi berupa arsitektur tradisional Kerinci sebagai komponen budaya lokal sebelum proses akulturasi berlangsung.

Di samping itu juga digunakan data arsitektur tradisional Minangkabau. Penggunaan data ini didasarkan atas pertimbangan bahwa Islam di Kerinci mendapat pengaruh dari Minangkabau.

Pada kenyataannya meskipun agama Islam dapat diterima oleh masyarakat Kerinci, tetapi tidak semua unsur dalam kebudayaan Kerinci berubah, salah satu contohnya adalah arsitektur. Dari penelitian yang dilakukan di Mesjid Keramat, diketahui bahwa bentuk bangunan mesjid Keramat sangat jelas memperlihatkan pengaruh arsitektur tradisional Kerinci. Sedangkan pengaruh arsitektur tradisional Minangkabau hampir tidak ditemukan pada Mesjid Keramat.[]

0 komentar: