Juli 21, 2014

Program Baca, Tulis dan Hitung (BTH) sebagai Salah Satu Bentuk Akulturasi dalam Kehidupan Sosial Budaya Orang Rimba yang Berubah: Studi Kasus Orang Rimba Kedundung Muda-TNBD, Jambi


Abstrak:

PENELITIAN INI mendeskripsikan tentang bagaimana aplikasi Program BTH terhadap kehidupan sosial budaya Orang Rimba yang berubah. Studi dilakukan terhadap rombong Kedundung Muda dari Makekal Hulu yang merupakan salah satu kelompok Orang Rimba yang tinggal di hutan bagian selatan Taman Nasional Bukit Dua Belas (TNBD), Provinsi Jambi.

Orang Rimba memiliki kehidupan sosial budaya tersendiri dengan kehidupan masyarakat lainnya. Di tengah kehidupan modern yang mengandalkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, Orang Rimba masih hidup dengan mempertahankan kebiasaan nenek –moyang mereka. Namun , pada kenyataannya Orang Rimba tidak bisa bertahan dalam kondisi mereka saat ini, karena pertumbuhan populasi dalam “konteks pembangunan” dan arah perubahan telah menekan lingkungan alam mereka. Hal tersebut yang menyebabkan Orang Rimba mau tidak mau harus bersentuhan dengan dunia luar dan Orang Rimba pun mengalami perubahan cara pandang dan cara hidup mereka.

Permasalahan muncul ketika Orang Rimba bersentuhan dengan dunia luar. Pengetahuan mereka selama di dalam hutan tidak mengimbangi kondisi-kondisi yang muncul ketika mereka berhadapan dengan dunia luar. Sehingga, Orang Rimba menjadi gagap dalam menjalani kehidupan sosial -budaya mereka. Munculnya program baca, tulis , dan hitung (BTH), sebagai salah satu bentuk akulturasi Orang Rimba dengan masyarakat luar, memeroleh posisi yang penting dalam mengatasi persoalan yang dialami Orang Rimba saat transisi kehidupan terjadi.

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab bagaimana aplikasi program BTH sebagai salah satu bentuk akulturasi dalam kehidupan sosial budaya Orang Rimba yang berubah. Untuk mengetahui hal tersebut, digunakan metode penelitian kualitatif naturalistik (alamiah) dengan teknik pengumpulan data observasi partisipasi dan wawancara mendalam. Informan dipilih menggunakan sistem purposif, yaitu informan dipilih berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu.

Hasil penelitian ini berupa gambaran tentang kegagapan dinamika kehidupan sosial budaya Orang Rimba dan aplikasi program BTH sebagai salah satu bentuk akulturasi dalam kehidupan sosial budaya Orang Rimba yang berubah. Dengan melihat kondisi Orang Rimba dalam menjalani kehidupan sosial budaya saat ini, program BTH merupakan program yang diberikan LSM KKI-Warsi untuk memberikan muatan teknik (baca, tulis, dan hitung) dalam meningkatkan wawasan Orang Rimba untuk mendukung upaya mereka membela dan memperjuangkan hak-hak serta kepentingan mereka terhadap dunia luar (pemerintah dan masyarakat sekeliling).

Metode program ini berbeda dengan pendidikan formal yang digunakan masyarakat luar. Metode program ini adalah sistem pendidikan khas Orang Rimba. Aplikasinya terhadap kehidupan sosial budaya Orang Rimba dirasakan betul oleh mereka. Kini anak-anak rimba telah bebas dari buta aksara. Kemampuan baca, tulis , dan hitung, membantu mereka menghadapi tekanan dari luar yang mengancam kelestarian hutan atau kelangsungan hidup Orang Rimba.


Kesimpulan

Dari keseluruhan data dan analisa, didapat bahwa program baca, tulis , dan hitung (BTH) merupakan program dari LSM KKI-Warsi yang ditujukan kepada Orang Rimba dengan sistem pendidikan khas Orang Rimba. Materi program ini yang berupa baca, tulis, dan hitung menjadi kebutuhan mendesak Orang Rimba. Sistemnya pun berbeda dari sistem pendidikan yang berlaku pada masyarakat umumnya. Tidak ada gedung, tidak memiliki jam khusus, dan tidak mengunakan seragam. Sistem pendidikan ini belajar di alam dan waktu diputuskan bersama-sama antara anak-anak rimba dengan fasilitator pendidikan yang mereka panggil bepak atau ibu guru.

Program ini muncul untuk menjawab persoalan-persoalan yang dialami Orang Rimba ketika berhadapan dengan masyarakat luar. Dampak perubahan zaman membuat Orang Rimba tidak bisa lagi menghindari perubahan yang ada. Kawasan hidup mereka semakin menipis karena penebangan kayu akibat berubahnya fungsi lahan menjadi pemukiman transmigrasi dan perkebunan sawit. Hal ini menyebabkan semakin sulitnya Orang Rimba memenuhi kebutuhan hidupnya di dalam hutan. Sehingga, mau tidak mau mereka harus bersentuhan dengan dunia luar untuk bertahan hidup.

Ketidakmampuan dan ketidaktahuan mereka dalam hal angka dan aksara menjadi persoalan utama ketika mereka berhubungan dengan pihak luar. Seperti, seringnya mereka ditipu masyarakat luar ketika transaksi hasil hutan oleh Orang Rimba dalam memenuhi kebutuhan hidup. Demikian pula terusirnya Orang Rimba dari tanahnya sendiri dikarenakan ketidakmampuan mereka terhadap angka dan aksara.

Program BTH muncul sebagai salah satu bentuk akulturasi dalam kehidupan sosial budaya Orang Rimba. Program BTH berdampak positif dan negatif bagi Orang Rimba. Dampak positifnya, Orang Rimba mampu baca, tulis, dan hitung sehingga mereka dapat berinteraksi dengan masyarakat luar dan dapat bertransaksi dalam jual -beli hasil hutan. Mereka sudah bisa mengaplikasikan program BTH tersebut dalam keseharian mereka, yaitu ketika mereka berinteraksi dengan orang luar, mereka menggunakan bahasa Indonesia dan hasil belajar berhitungnya sudah bisa mereka praktikkan di pasar. Ketika proses jual-beli berlangsung, mereka tidak tertipu lagi. Namun, dampak negatifnya bagi Orang Rimba adalah anak-anak Rimba mulai mengabaikan adat kepercayaan mereka. Mereka mulai tertarik dengan budaya masyarakat luar: berpakaian meniru orang desa, suka makan makanan dari luar yang dilarang adat mereka, tertarik dengan teknologi luar. Itu semua menyebabkan terabaikannya adat mereka.[]


Dikutip dengan sedikit penyuntingan bahasa dari “Abstrak”, hlm. iii, dan “Kesimpulan”, hlm. 109-110.

___________________

Nori Hilda, “Program Baca,Tulis dan Hitung (BTH) sebagai Salah Satu Bentuk Akulturasi dalam Kehidupan Sosial Budaya Orang Rimba yang Berubah: Studi Kasus Orang Rimba Kedundung Muda-TNBD, Jambi”, BA-thesis, Universitas Andalas, Padang, 2011.

Beberapa bagian dari skripsi tersebut dapat diunduh di sini.


0 komentar: