Agustus 24, 2015

Minat Baca Masyarakat Jambi Rendah


BERIKUT BEBERAPA pemberitaan terkait minat baca masyarakat Jambi yang beredar di media massa baru-baru ini. Semua menyepakati bahwa minat baca masyarakat Jambi masih rendah. Selain berita yang ditulis berkenaan dengan acara Roadshow Perpustakaan Nasional 2015 di Jambi, kami tampilkan juga dua berita setahun lalu yang menyebut minat baca masyarakat Jambi dan Jambi berada pada peringkat terakhir minat baca di Indonesia.


Minat Baca Masyarakat Jambi Rendah

Kepala Perpustakaan Nasional, Sri Sularsih, menyebut minat baca di Jambi masih sangat rendah dibandingkan daerah lainnya di Indonesia. "Minat baca di sini memang masih rendah, jadi kami mengharapkan kepada masyarakat untuk memanfaatkan perpustakaan sebagai gudang ilmu, bukan gudang buku," katanya saat menghadiri acara Roadshow Perpustakaan Nasional Republik Indonesia 2015.

Sri mengingatkan, minat baca sangat berpengaruh terhadap prestasi. "Kalau mau mendapatkan prestasi, kuncinya adalah dengan membaca," katanya. Ia menjelaskan, ada beberapa tahapan untuk meningkatkan minat membaca pada anak. Pertama dorongan keluarga masing-masing. Kedua dengan satuan pendidikan di sekolah, mulai dari PAUD dan perguruan tinggi. Dan terakhir dorongan dari lingkungan masyarakat.

Dikatakan Sri, secara nasional minat baca masyarakat Indonesia juga masih kalah dibandingkan dengan negara-negara lainnya di ASEAN. "Minat baca orang Indonesia saat ini masih jauh tertinggal dari negara-negara ASEAN seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura," katanya.

Staf Ahli Gubernur Jambi Bidang Pembangunan, Mualimah, berharap, program Roadsow Perpustakaan Nasional bisa menyosialisasikan manfaat perpustakaan kepada masyarakat. "Semua informasi yang ada di perpustakaan kalau dimanfaatkan oleh masyarakat dengan langsung membaca, atau kalau ada dengan membuka website yang ada, kualitas masyarakat dinilai dapat meningkat," katanya.

Sumber: Tribun Jambi.


Kepala Pustaka: Minat Baca Masyarakat Jambi Rendah

Kepala Perpustakaan Nasional, Tri Sularsih, mengatakan bahwa minat baca masyarakat Jambi tercatat masih rendah karena belum efektifnya pemanfaatan perpustakaan di daerah itu.

"Ya, minat baca di sini (Jambi) memang masih rendah. Jadi kami mengharapkan masyarakat memanfaatkan perpustakaan sebagai gudang ilmu, bukan gudang buku," katanya di Jambi, Kamis (20/8/2015).

Hal tersebut disampaikan Tri Sularsih saat menjadi narasumber Roadshow Perpustakaan Nasional 2015.

Dia mengatakan, untuk mendapatkan prestasi, kuncinya adalah dengan membaca. Itu sesuai tema yang diusung Perpustakaan Nasional, yakni "Indonesia cerdas melalui pemberdayaan perpustakaan dan mewujudkan Indonesia cerdas 2019".

Dia mengungkapkan, ada beberapa tahapan untuk meningkatkan minat membaca pada anak, yakni dari dorongan keluarga, satuan pendidikan di sekolah mulai dari PAUD hingga perguruan tinggi, dan dorongan dari lingkungan masyarakat.

"Jadi di lingkungan masyarakat juga harus ada perpustakaan dan diperbanyak buku-buku, sebab minat baca orang Indonesia saat ini masih jauh tertinggal dari negara-negara ASEAN seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura," katanya menjelaskan.

Nara sumber lainnya yang juga artis Indonesia, Pegy Melati Sukma, mengatakan, minat baca yang masih rendah dapat diatasi dengan beberapa cara, seperti memulainya sejak usia kecil dibantu orangtua.

"Mungkin ketika mau tidur dan menyusui orangtua bisa membacakan buku untuk anaknya. Itu pengalaman saya. Sebab, ketika usia 2,5 tahun, minat membaca di diri saya sudah terbentuk. Minat itu terbangun jika ada campur tangan dari orangtua," kata Pegy.

Menjadikan anak lebih akrab dengan buku, kata Pegy, adalah cara jitu menumbuhkan minat baca sejak dini. Dan itu sudah dijalani kedua orangtuannya, sehingga menjadikan Pegy seorang penulis andal.

Sementara itu, Staf Ahli Gubernur Jambi Bidang Pembangunan, Mualimah, mengatakan, program roadshow yang digagas Perpustakaan Nasional sangat bermanfaat. Dia mengimbau masyarakat Jambi untuk gemar membaca di perpustakaan.

Sumber: Antara Jambi.


Minat Baca Warga Jambi Masih Kurang

Minat baca warga di Jambi kurang jika dilihat dari persentase warga yang berkunjung ke perpustakaan daerah, kata Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Asvan Deswan, Kamis (20/11/2014).

Dikatakannya, saat ini saja minat baca warga Jambi baru 42 persen dari total 3,4 juta jiwa jumlah penduduk. Untuk itu, pihaknya akan menggulirkan program gemar membaca untuk menarik minta baca warga.

Menurut dia, masyarakat lebih condong kepada minat lihat daripada minat baca, sehingga perlu program khusus untuk meningkatkan minat baca agar dapat meminimalisasi angka buta aksara. Selain itu, ke depan ia akan memperbaiki bangunan perpustakaan yang layak agar masyarakat nyaman dan senang berkunjung.

Terlebih lagi kondisi Perpustakaan Daerah yang berlokasi di belakang kampus IAIN Telanaipura Jambi yang belum mendapat sentuhan renovasi dan rehabilitasi sejak dibangun. Alhasil, gedung perpustakaan tersebut kini jarang sekali dikunjungi oleh masyarakat khususnya para siswa/i yang ingin mendapatkan informasi.

Melihat kondisi tersebut, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi langsung membuat gebrakan dengan akan menyulap gedung Perpustakaan lama menjadi tempat yang layak dalam menyediakan buku bacaan kepada masyarakat.

Tanpa mengesampingkan program di wilayah perkampungan, mantan Karo Humas ini merasa wajah perpustakaan di tingkat provinsi perlu ditata terlebih dahulu, kemudian membetulkan yang ada di tingkat kabupaten.

"Jadi, sebenarnya kalau program saya yang juga merupakan program jangka pendek adalah memantapkan gedung perpustakaan yang ada saat ini. Makanya, tentu sangat kurang pas jika kita berbicara program di kampung tapi wajah gedung perpustakaan di provinsi saja sampai pada hari ini tidak maksimal," katanya.

Selain berencana membangun gedung, pihaknya juga akan melakukan penataan kembali mengenai letak dan kedudukan buku bacaan sehingga masyarakat dapat dengan mudah menemukan buku yang dicari.

"Semuanya akan kita ubah, tidak saja secara fisik gedung, tetapi letak buku sampai kepada pelayanan di ruang baca. Yang jelas pengaturan buku nantinya dibuat dengan sistem yang lebih bagus, sehingga ketika orang masuk mencari buku sudah gampang," tegasnya.

Untuk mewujudkan mimpi itu, pihaknya telah menemui Kepala Perpustakaan Nasional di Jakarta untuk meminta dukungan pendanaan agar rencana besar ini bisa terwujud. Bukan hanya itu, pihaknya juga sudah mengusulkan kepada gubernur untuk dapat didukung penganggarannya ke dalam APBD Provinsi Jambi.

Sumber: Beritasatu.com.


Jambi Peringkat Terakhir Minat Baca

Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Jambi memprioritaskan peningkatan minat baca di tahun 2015 dibanding sebelumnya.

"Ya kalau kita melihatnya memang cukup miris, angka minat baca kita masih rendah. Terlebih Jambi menduduki urutan terakhir se-Indonesia tingkat partisipasi dan minat baca masyarakatnya," kata Asvan Deswan saat Bintek Tenaga Pengelola Perpustakaan Desa/Kelurahan di Golden Hotel Sarolangun, Selasa (3/6/2014).

Kapala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi itu menyebutkan, fakta yang demikian membuktikan daya baca masih kurang.

"Dari Rakornas Perpustakaan ditemukan hasilnya Jambi peringkat terakhir. Kita sangat kalah dengan provinsi lainnya. Untuk itu harus kita dorong bagaimana Jambi angka minat bacanya bisa tinggi. Kalau Sarolangun sendiri cukup baik capaian peminat baca di Jambi," ujarnya.

"Untuk itu bagaimana upaya kita bisa meningkatkan minat baca, karena tak bisa dipungkiri di tengah era serba elektronik, butuh kesiapan dan kesigapan masyarakat," katanya.

Ia pun menyebutkan, rendahnya minat baca menjadi kendala yang harus segera didorong, karena perpustakaan menjadi media edukasi.

Sementara itu, Kepala Kepala Perpustakaan dan Arsip Daerah Sarolangun, Fuad Zakir, menilai rumus untuk mengukur minat baca belum sepenuhnya dijalankan.

"Cara mengukur itu belum ketemu. Dengan jumlah penduduk melek huruf dan yang mengisi buku tamu sebagai pengunjung di perpustakaan masih terentang jauh," katanya.

Perbedaan itu membuat angka minat baca jeblok. Untuk itu perlu dicari formula baru agar minat baca meningkat.

"Tapi memang angka minat baca rendah. Tapi faktanya tidak rendah sama sekali. Kita butuh media bagaimana untuk mengukur minat baca," pungkasnya.

Sumber: Website Pemkab Sarolangun.[]

0 komentar: