Juni 18, 2014

Makna Simbolik Seloko Adat Jambi: Suatu Tinjauan Filosofis


Abstrak


SELOKO ADAT Jambi adalah ungkapan yang mengandung pesan, amanat petuah, atau nasihat yang bernilai etik dan moral serta sebagai alat pemaksa dan pengawas norma-norma masyarakat agar selalu dipatuhi. Isi ungkapan seloko adat Jambi meliputi peraturan bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya dan kaidah-kaidah hukum atau norma-norma, senantiasa ditaati dan dihormati oleh masyarakatnya karena mempunyai sanksi. Ungkapan-ungkapan seloko adat Jambi dapat berupa peribahasa, pantun, atau pepatah-petitih.

Seloko adat Jambi tidak sekadar peribahasa, pepatah-petitih, atau pantun-pantun, tetapi lebih dalam lagi seloko adat Jambi merupakan pandangan hidup atau pandangan dunia yang mendasari seluruh kebudayaan Jambi. Seloko adat Jambi sebagai suatu filsafat yang dirumuskan secara eksplisit dalam peribahasa, pepatah-petitih, atau pantun-pantun, tetapi masih bersifat implisit yang tersembunyi dalam fenomena kehidupan masyarakat Jambi. Seloko adat Jambi adalah sarana masyarakatnya untuk merefleksikan diri akan hakikat kebudayaan, pemahaman mendasar dari pesan, dan tujuan dari sebuah kebudayaan.

Tujuan penelitian ini adalah memeroleh pemahaman filosofis akan makna simbolik yang ada pada seloko adat Jambi. Secara rinci tujuan penelitian ini adalah membuktikan bahwa seloko adat Jambi memiliki esensi yang berasal dari pandangan hidup dan nilai religius masyarakatnya dan untuk melakukan reinterpretasi terhadap makna seloko adat Jambi sehingga memunculkan pemahaman kritis terhadap seloko adat Jambi.

Data penelitian ini berupa seloko hukum adat Jambi, seloko adat perkawinan Jambi, dan seloko aturan hidup. Dari data tersebut ditekankan fenomena-fenomena sentral bagi seloko adat Jambi yang relevan bagi penelitian filosofis. Untuk menggali pemahaman filosofis akan makna simbolik seloko adat Jambi, digunakan metode deskripsi, hermeneutik Paul Ricoeur, dan metode kritis refleksif.

Seloko adat Jambi sebagai ekspresi bermakna ganda, yaitu tidak terbatas pada struktur naratif yang tersurat, tetapi pada dimensi-dimensi yang tersirat. Teks-teks seloko adat Jambi tidak hanya dimengerti secara harfiah, tetapi harus ditafsirkan secara simbolik dan metafisik. Tujuannya adalah untuk mencari makna yang hendak disampaikan lewat teks tersebut berupa konsepsi filosofis (konsepsi paling dasariah mengenai hakikat manusia, dunia, dan Tuhan). Dengan kata lain, di dalam makna harfiah atau literal, makna primer yang secara langsung ditunjukkan. Bersamaan dengan itu ditunjukkan pula makna lain yang tidak langsung, sekunder, kiasan, dan hanya dapat dipahami berdasarkan makna yang pertama.

Untuk menungkapkan makna simbol-simbol yang terkandung di dalam seloko, diperlukan proses interpretasi. Melalui analisis ini dapat dilihat ekspresi simbolik dari seloko adat Jambi, yaitu aspek religiusitas, etika, dan siklus kehidupan. Pemahaman tentang seloko adat Jambi bukan konteks budaya asli, melainkan menafsirkan manusia dalam sebuah teks.

Kata-kata Kunci: Simbolik, seloko, Jambi, tradisi, adat.[]

_____________________
Nurhasanah, “Makna Simbolik Seloko Adat Jambi: Suatu Tinjauan Filosofis”, Tesis di Program Studi Filsafat, Universitas Indonesia Jakarta (2004).

Teks utuh dapat diunduh di sini. Beberapa syarat dan ketentuan mungkin diberlakukan.
Full-text is available here. Some terms and conditions may be needed.

0 komentar: